Hanya Untuk Kepuasan Jiwa...

"Jika Anda ingin mengenal Dunia, maka Membacalah. Dan jika Anda ingin Dunia Mengenal Anda, maka Menulislah"
Sesuatu yang paling membahagiakan bagi jiwa ini adalah ketika dapat mengeluarkan segala potensi yang dipunya. dan menulis adalah salah satu sarana dalam mengeksplorasi kemampuan dengan mencatat segala pengalaman yang didapat agar bertambah ilmu yang dimiliki...
semoga tulisan ini dapat selalu menjadi manfaat minimal bagi diri sendiri dan bagi pembaca yang lain..

Jumat, 24 Februari 2012

Maulidmu, Mengingatmu…



“Dimana seseorang yang setiap hari melempari diri dan rumah dengan kotoran unta itu ?” Tanyanya kepada salah satu sahabatnya.
“Dia sedang sakit. Jika boleh bertanya, mengapa engkau mencarinya ?  Bukankah dia selalu menyakitimu?” Sahabat tersebut megembalikan pertanyaan.
“Orang itu sakit ? Iya, kok pantas saja hari ini rumahku masih bersih mengkilap. Ya sudah aku pulang dulu yah.” Seseorang itu meninggalkan sahabat yang masih kebingungan dengan sikapnya.
Sesampai di rumah…
“Apakah masih ada bahan makanan yang layak untuk diberikan kepada seseorang ?” Tanyanya kepada sang istri.
“Ada, buat apa suamiku ?”
“Aku ada perlu, tolong dong masakkan. Yang Istimewa yah….”
Tanpa banyak cincong, sang istri menuruti apa yang diperintahkan suami tercinta kepadanya.
Sejenak waktu berlalu…
“Ini masakanya sudah matang, dan saya rasa masakan ini paling spesial…” Sang istri berusaha meyakinkan sang suami.
“Oke deh, sekarang saya minta tolong dibungkus masakan tersebut.” Lalu orang tersebut membawa bungkusan yang berisikan masakan spesial tersebut kepada seseorang.
Di rumah seseorang…
“Bolehkah aku masuk ?” Tanpa memakai salam orang tersebut bertanya dari luar rumah.
“Siapa engkau ?” Tanya si empunya rumah.
“Aku temanmu”
“Masuklah, aku tidak bisa membukakan pintu. Tubuhku sakit sekali.” Suara tersebut terdengar terbata – bata. Dan, benar saja si pemilik rumah tersebut.
Setelah mereka saling bertatapan muka…
“Kau mau apa ? Maafkan aku, tolong jangan kau sakiti aku” Tubuh itu gemetaran, si tuan rumah ketakukan akan kehadiran tamunya ini. Namun, di luar dugaan si tamu memberikan senyuman hangat nan bersahabat.
“Kawan, aku datang disini bukan untuk membalas dendam. Aku disini hanya ingin menjengukmu karena kudengar engkau sedang sakit. Dan, aku ingin mendoakanmu supaya engkau lekas sembuh.” Tatapan sejuk itu mengiringi kata – kata yang terlontar dari bibirnya.
Sejenak, ruangan menjadi hening. Bahkan, hanya bunyi desah nafas dan detak jantung yang mendominasi seisi rumah.  Kedua bola mata si pemilik rumah mulai digenangi air mata.
“Muhammad engkau mengerti bahwa akulah yang selalu menyakitimu. Engkau mengerti bahwa akulah yang selalu membuat onar kepadamu. Engkau mengerti bahwa akulah yang setiap hari melempar kotoran unta ke rumah bahkan ketubuhmu.
“Namun Muhammad, tatkala aku sakit dan tergeletak lemah diatas tempat tidur. Tatkala, aku tidak bisa menggerakkan tubuhku. Tatkala saudara dan teman – teman karibku tidak sudi datang walau hanya melihat kondisiku.  Engkau hadir disini sebagai orang pertama yang menjengukku.
“Sungguh terbuat dari apakah hatimu itu ? hingga engkau tidak digerayangi oleh sifat dendam.” Kata – kata yang saat ini keluar dengan penuh ketulusan itu hanya disambut dengan senyuman manis oleh seseorang yang panggil dengan sebutan Muhammad itu.
“Saat ini, aku percaya bahwa engkau benar – benar seseorang yang diutus itu. Maka saat ini, ijinkan aku menjadi bagian dari umatmu. Asyhaduallailaahaillallah, Wa asyhaduannamuhammdarrosulullah…
###
Sudah lebih dari empat belas abad peristiwa mengharukan itu terjadi. Dan, sudah lebih dari seribu empat ratus tahun jasad seseorang yang memiliki nama Muhammad itu pergi meninggalkan dunia. Namun , hingga saat ini namanya masih mewangi. Bahkan, semerbak itu masih terngiang di sanubari manusia – manusia yang belum pernah melihatnya.
Kesempurnaan akhlak. Itulah yang membuat dirinya menduduki tempat nomor wahid di buku “Seratus Tokoh Berpengaruh di dunia”, mengalahkan Isaac Newton dan Nabi Isa.  Akhlak yang membuat semua orang yang mengaku muslim bangga menjadi pengikut ajarannya. Kesempurnaan yang membuat beliau menjadi manusia yang paling dicintai oleh Sang Pemilik Langit dan Bumi.
Rasul,  walau aku tidak pernah memandang wajahmu yang sejuk itu. Namun, aku bangga memiliki panutan mahasempurna seperti engkau. Maka, ya Rasul, ijinkanlah kami semua. Umatmu ini, dapat melihatmu secara langsung di alam sana. Kami mencintaimu, dan sabdamu memberi harapan bagi kami “Siapa yang mencintaiku, pasti dia akan bersamaku di surga kelak.” Semoga….
Allahummasholli ‘ala syaiyidina Muhammad….